Minggu, 24 April 2016

BASA RINENGA

Ngonceki Babagan Basa Rinengga


 Basa rinengga yaiku basa kang rinacik kanthi endhah lan lumrahe kanggo karangan susastra, dene rinengga tegese dipacaki, pinajang, dipaesi, kinarawistha.

Basa rinengga narik kawigaten amarga :

1.       Basane endhah : ora saben dinane dianggo
2.       Becik pangrakite tembung/pamilihing tembung kang trep
3.       Kridaning swara (bersajak)

Gunane :
1.       Supaya katon endhah
2.       Bregas : maknane dhuwur banget
3.       Ngrengreng : racak/runtut

Basa rinengga lumrahe digunakake ing :
1.       Buku-buku sastra
2.       Tembang-tembang
3.       Geguritan
4.       Wayang purwa/wong
5.       Kethoprak/ludruk
6.       Panyandra manten mligine kanggo pranatacara

TULADHA BASA RINENGGA LAN TEGESE
a)      Lir tinubruk ing mong tuna, sinamber ing gelap lepat (tandange wong kang gugup gurawalan amarga atine tratapan banget).
b)      Sewu begja kemayangan (luwih begja banget).
c)       Ngrepepeh-ngrepepeh pindha satak manggih krama (wong kang tindak-tanduke sajak mendhak-mendhak andhap asor semu ngasih-asih).
d)      Majua sayuta ngarsa, sakethi wuri (nantang supaya dikroyok).
e)      Trimadya candra (telung tengah sasi).
f)       Kajonjang sumangga asta kathigas sumangga jangga katuwek sumangga jaja (sumangga turut kemawon/nrima ing pandum).
g)      Ngasta bang-bang alungi praja (nguwasani negara lan tanggung jawab ala becike/ bisa nggawe abang utawa negara).
h)      Lagya eca ngge nira imbal wacana, kesaru suwaning wadya bala kang nggantung laku (lagi enak-enake omong-omongan ketekan para warga kang lagi nindakake jejibahan/tugas/kewajiban).
i)        Ngamuk punggung sira tan taha nirbaya nirwikara (ngamuk kanthi nekad banget ora ana barang sing diwedeni).

j)        Kekarone kinanthi manjing ing sasana rinengga (kekarone didherekake ing panggonan kang wis diwenehi pepajangan).


Senin, 18 April 2016

Membentuk kepribadian anak

Parenting to Form the personality of the Child

anak keras kepala

anak sensitif

anak penurut
Orang tua terdiri dari Ibu dan Ayah. Mereka adalah bagian terpenting dalam kehidupan seorang anak. Kehadirannya sangat diperlukan dalam membentuk kepribadian anak. Tanpanya, dapat diekspektasikan bahwa seorang anak dapat saja terjerumus, terjebak, dan terperangkap dalam dunia suram yang bahkan mereka akan kesulitan untuk kembali. Dalam mendidik anak, perlu adanya pola asuh yang sesuai. Dikatakan sesuai karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada anak yang tipe penurut, ada anak dengan tipe "keras kepala", dan ada pula anak dengan tipe sensitif.

Anak yang penurut adalah anak yang apabila kedua orang tuanya memberikan petuah, maka ia bersikap positif dan selalu memahami bahwa orang tuanya selalu menyediakan apa yang terbaik buatnya. Anak seperti ini perlu mendapat didikan orang tua dengan mode "soft", karena mereka tidak akan melawan apa yang dikatakan orang tuanya. Namun demikian, usahakan seorang orang tua selalu mendidik dengan cara yang menarik agar anak tidak bosan sehingga tidak beralih menjadi anak pembangkang, misal sambil piknik atau bermain games. Tipe kedua adalah keras kepala. Anak yang keras kepala umumnya akan sulit menerima nasehat walau kadang-kadang ada sedikit yang menerima. Anak yang keras kepala selalu mengerjakan apa yang ia kehendaki, tak peduli apakah orang tua melarangnya atau tidak. Yang jelas, anak dengan tipe ini memerlukan ajaran yang keras namun tegas dan tidak menyakiti. Anak yang keras kepala adalah tipe anak yang paling sering dijumpai dan paling sering menjadi korban kemerosotan moral. Hal ini terjadi karena orang tua kebanyakan mendidik secara terlalu keras hingga bisa dpandang kejam bagi anak yang keras kepala. Akhirnya, anak merasa tertekan dan memutuskan untuk melampiaskan semua rasa frustasinya dengan melakukan kegiatan negatif. Inilah yang perlu diperhatikan orang tua yang anaknya cenderung ke keras kepala. Tipe ketiga yaitu tipe sensitif. Ada beberapa anak yang mudah tersinggung ketika orang tuanya memberikan saran dan nasehat. Mereka merasa bahwa perilaku orang tuanya yang selalu memberi nasehat menunjukkan sifat anak kecil ada dalam dirinya. Selain itu, mereka akan merasa bahwa mereka tidak mampu mengambil keputusan sendiri ketika orang tua yang berbicara (bagi remaja dan dewasa). Beberapa hal dipandang negatif atau buruk jika kedua orang tua menasehati anak tersebut. Mereka berorientasi bahwa nasehat hanya diperlukan untuk anak yang baru saja berbuat kejelekan baik terhadap dirinya sendiri, maupun terhadap orang lain. Tipe anak seperti itu membutuhkan didikan yang jauh lebih "setiti" agar batinnya tidak tersinggung. Kehati-hatian orang tua dalam bertutur kata sangat diperlukan. Halus, lembut, dan usahakan agar anak mengambil pelajaran positif dari apa yang dikatakan orang tua. Apabila anak sedikit saja tersinggung, hal ini akan mempengaruhi psikisnya sehingga mereka akan mudah tempramen. Setelah itu, muncullah tipe yang keras kepala.

Pendidikan menurut karakter anak sangatlah dibutuhkan. Selain demi kebaikannya hal ini secara nonkontak akan membentuk pribadi anak yang jauh lebih baik atau sesuai yang diharapkan orang tua. Nasehat atau wejangan memang diperlukan namun harus sesuai kadarnya. Tidak terlalu keras dan tidak juga terlalu lembut. Ketika ada keharmonisan dalam relasi orang tua dan anak, maka akan semakin menguatkan penanaman nilai-nilai positif dalam diri anak. Jadi, orang tua harus mempertimbangkan bagaimana seharusnya mereka mendidik anak apabila anak tersebut bertipe x ? Komunikasi dan dedikasi pada akhirnya dapat disimpulkan penting. Begituah kiranya menghadapi anak dengan tipe penurut, keras kepala, dan sensitif.

Tulisan ini hanyalah esai yang saya buat untuk tujuan mengembangkan penalaran dan keterampilan menulis. Esai ini hanya sekadar pendapat atau argumentasi semata, tidak lebih untuk tujuan yang lebih kritis dan khusus.